MAKALAH
EKOSISTEM LAUT
OLEH
NAMA : SITI SALASIAH
NIM
: A1A511208
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Ekosistem
laut merupakan sistem akuatik yang terbesar di planet bumi. Lautan menutupi
lebih dari 80 persen belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61 persen
belahan bumi utara, dimana terdapat sebagian besar daratan bumiIndonesia
sebagai Negara kepulauan terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera
Hindia dan mempunyai tatanan geografi yang rumit dilihat dari topografi dasar
lautnya. Dasar perairan Indonesia di beberapa tempat, terutama di kawasan barat
menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata yang hampir seragam, tetapi di
tempat lain terutama kawasan timur menunjukkan bentuk-bentuk yang lebih
majemuk, tidak teratur dan rumit.
Bentuk
dasar laut yang majemuk tersebut serta lingkungan air di atasnya memberi
kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang
luas, baik secara mendatar maupun secara vertikal.Lingkungan laut selalu
berubah atau dinamis.Kadang-kadang perubahan lingkungan ini lambat, seperti
datangnya zaman es yang memakan waktu ribuan tahun.Kadang-kadang cepat seperti
datangnya hujan badai yang menumpahkan air tawar dan mengalirkan endapan lumpur
dari darat ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama-sama mempunyai
pengaruh, yakni kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas
faktor-faktor lingkungan.
Berdasarkan
uraian di atas penulis menyusun makalah bertemakan ekosistem laut untuk
menambah pemahaman mengenai ekosistem laut, pembagian ekosistem laut, ciri-
ciri ekosistem, penyebab kurusakan ekosistem laut serta cara untuk
menanggulanginya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang
di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah pembagian ekosistem laut ?
- Apa saja ciri-ciri umum ekosistem air laut ?
- Apa manfaat dari habitat/ekosistem laut bagi kehidupan manusia?
- Apa yang menjadi penyebab pencemaran laut serta bagaimana cara untuk menanggulanginya ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan yang diharapkan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
D. METODE PENULISAN
Penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam metode ini
penulis melakukan penelusuran di internet dan buku yang berkaitan dengan
penulisan makalah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
DEFINISI
EKOSISTEM
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi.
Ekosistem
merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem
yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme
dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik
tertentu dan terjadi suatu siklus materi
antara organisme dan anorganisme.
Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam
ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan
fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme,
khususnya mikroorganisme, bersama-sama
dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan
di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa
kandungan kimia atmosfer dan bumi
sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet
lain dalam tata surya.
Kehadiran,
kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat
ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus
berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang
disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas
terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu
bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun
asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya.
Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia
dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir,
mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
Pengertian
ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi
berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep itu
bukan merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir tahun 1800-an,
pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan
ekosistem mulai terbit cukup menarik dalam literatur-literatur
ekologi
di Amerika, Eropa, dan Rusia (Odum, 1993).
Beberapa
definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut :
(1) Ekosistem
adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya
terdapat hubungan antara struktur dan fungsi. Struktur yang
dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies (species
diversity). Ekosistem yang mempunyai struktur
yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi.
Sedangkan istilah fungsi
dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley berhubungan dengan siklus materi
dan arus energi
melalui komponen komponen ekosistem.
(2) Ekosistem
atau sistem ekologi adalah merupakan
pertukaran bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tak hidup di
dalam suatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan berlangsungnya pertukaran materi dan transformasi energi
yang sepenuhnya berlangsung diantara berbagai komponen dalam sistem itu sendiri
atau dengan sistem lain di luarnya.
(3) Ekosistem
adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan
(biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi
dan saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu
komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi
kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
(4) Ekosistem,
yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan,
dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga
semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam
Setiadi, 1983).
(5) Ekosistem,
yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi
yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik)
dan di antara keduanya saling memengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem dikatakan
sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi
karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap,
memiliki relung ekologi secara lengkap, serta
terdapat proses ekologi secara lengkap,
sehingga di dalam unit ini siklus
materi dan arus energi terjadi sesuai dengan
kondisi ekosistemnya.
(6) Ekosistem,
yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).
Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsur
biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya tersusun
sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing tidak bisa berdiri
sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubungan, saling
mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
(7) Ekosistem,
yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto,
1983). Tingkatan organisasi ini dikatakan sebagai suatu sistem karena memiliki
komponen-komponen dengan fungsi berbeda yang terkoordinasi secara baik sehingga
masing-masing komponen terjadi hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik
terwujudkan dalam rantai makanan dan jaring makanan yang pada setiap proses ini
terjadi aliran energi dan siklus materi.
B.
DEFINISI
HABITAT
Habitat
(berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah tempat
suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan
paling tidak lingkungan fisiknya”di sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi
dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut.
Menurut
Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di
sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau
komunitas.
Sehingga
Habitat diartikan sebagai tempat suatu makhluk hidup. Semua makhluk hidup
mempunyai tempat hidup yang disebut habitat (Odum, 1993). Kalau kita ingin
mencari atau ingin berjumpa dengan suatu organisme tertentu, maka harus tahu
lebih dahulu tempat hidupnya (habitat), sehingga ke habitat itulah kita pergi
untuk mencari atau berjumpa dengan organisme tersebut. Oleh sebab itu, habitat
suatu organisme bisa juga disebut alamat organisme itu.
Habitat
paus dan ikan hiu adalah air laut, habitat ikan mas adalah air tawar, habitat
buaya muara adalah perairan payau, habitat monyet dan harimau adalah hutan,
habitat pohon bakau adalah daerah pasang surut, habitat pohon butun dan
kulapang adalah hutan pantai, habitat cemara gunung dan waru gununl; ndalah
hutan Dataran tinggi, habitat manggis adalah hutan dataran rendah dan hutan
rawa, habitat ramin adalah hutan gambut dan daerah dataran rendah lainnya,
pohon-pohon anggota famili Dipterocarpaceae pada umumnya hidup di daerah
dataran rendah, pohon aren habitatnya di tanah dataran rendah hingga daerah
pegunungan, dan pohon durian habitatnya di dataran rendah.
Selain
itu, istilah habitat dapat juga dipakai untuk menunjukkan tempat tumbuh
sekelompok organisme dari berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas.
Sebagai contoh untuk menyebut tempat hidup suatu padang rumput dapat
menggunakan habitat padang rumput, untuk hutan mangrove dapat menggunakan
istilah habitat hutan mangrove, untuk hutan pantai dapat menggunakan habitat
hutan pantai, untuk hutan rawa dapat menggunakan habitat hutan rawa, dan lain
sebagainya. Dalam hal seperti ini, maka habitat sekelompok organisme mencakup
organisme lain yang merupakan komponen lingkungan (komponen lingkungan biotik)
dan komponen lingkungan abiotik.
C.
DEFINISI
LAUT
Dari
sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah
yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau
pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat
luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada
di darat akan bermuara ke laut. Kandungan air laut biasanya adalah 96,5% air
murni, dan 3,5% zat lainnya. 3/4 dari bumi ini tertutup oleh laut, namun
ternyata tidak sama lho presentase wilayah laut pada belahan utara dan belahan
selatan! Pada belahan selatan presentase wilayah laut dapat mencapai 80%, namun
di belahan bumi utara hanya 60%. Selain itu kedalaman laut juga sangat
bervariasi,ini terbukti rata-rata kedalaman laut adalah 3800m, tidak seperti
daratan yang hanya 840m.
Indonesia
memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga sehingga
mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Untuk
landas kontinen negara kita berhak atas segala kekayaan alam yang terdapat di
laut sampai dengan kedalaman 200 meter. Batas laut teritorial sejauh 12 mil
dari garis dasar lurus dan perbatasan laut zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh
200 mil dari garis dasar laut.
D.
DEFINISI
ADAPTASI
Adaptasi
adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu
untuk:
©
memperoleh air, udara
dan nutrisi (makanan).
©
mengatasi kondisi
fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
©
mempertahankan hidup
dari musuh alaminya. bereproduksi.
©
merespon perubahan
yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang
mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi
akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Jenis Adaptasi
Adaptasi
terbagi atas tiga jenis yaitu: Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang meliputi
bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh:
paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya. Adaptasi Fisiologi adalah
adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim
yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh
hewan memamah biak. Adaptasi Tingkah Laku adalah adaptasi berupa perubahan
tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk
mengambil udara.
Adaptasi
Morfologi
Adaptasi
morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan hidupnya.
Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut :
© Gigi-gigi
khusus
Gigi hewan
karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan
runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang
tajam untuk mencabik-cabik mangsanya.
© Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
© Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
© Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang diperlukan.
© Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
Adaptasi
Fisiologi
Adaptasi
fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk mempertahankan
hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut :
© Kelenjar
bau
Musang dapat
mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi lubang
dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
© Kantong
tinta
Cumi-cumi dan
gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang,
tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat
kedudukan cumi-cumi dan gurita.
© Mimikri
pada kadal
Kulit kadal
dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini
dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta
keadaan sekitarnya.
Adaptasi
Tingkah Laku
Adaptasi
tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku. Contohnya
sebagai berikut
:
© Pura-pura
tidur atau mati
Beberapa hewan
berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering
berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
© Migrasi
Ikan salem raja
di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk
bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur
empat sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika
Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan
sperma di atas telur-telur ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya
mati. Telur yang telah menetas untuk sementara tinggal di air tawar. Setelah
menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
E.
DEFINISI
KOMUNITAS
Komunitas
adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme
yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas manusia, individu-individu di
dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi,
kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari
bahasa Latin
communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari
communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".
(Wenger, 2002: 4). Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3
komponen:
©
Berdasarkan Lokasi
atau Tempat Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat
dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis.
©
Berdasarkan Minat
Sekelompok orang yang mendirikan
suatu komunitas karena mempunyai ketertarikan dan minat yang sama, misalnya
agama, pekerjaan, suku, ras, maupun berdasarkan
kelainan seksual.
© Berdasarkan
Komuni Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu
sendiri.
F.
INTENSITAS
CAHAYA
Intensitas
cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya
yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya
pada arah tertentu per satuan sudut.
Satuan SI
dari intensitas cahaya adalah Candela
(Cd). Dalam bidang optika dan fotometri
(fotografi),
kemampuan mata manusia hanya sensitif dan dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang
tertentu (spektrum cahaya nampak) yang
diukur dalam besaran pokok ini.
di mana
Intensitas
cahaya total untuk semua panjang gelombang menjadi:
G.
BIOTIK
DAN ABIOTIK
Makhluk
hidup dan lingkungan hidupnya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya,
keduanya saling mempengaruhi. Sebagai contoh adalah cacing tanah yang hidup di
dalam tanah lembab. Tanah lembab memiliki ciri-ciri seperti kadar air,
suhu, kelembapan, dan kandungan zat organic yang sesuai dengan kebutuhan hidup
cacing tanah. Di dalam tanah, cacing tidak hidup sendiri tetapi terdapat
berbagai makhluk hidup lain, misalnya keluwing, berbagai jenis bakteri,
tumbuhan paku, semut, paku, dan lumut. Semua makhluk hidup merupakan
komponen abiotik. sedangkan yang bukan makhluk hidup (tanah, suhu, kelembapan,
air, dan kandungan zat organic) merupakan komponen abiotik.
1. Komponen
Biotik
Biotik
berarti makhluk hidup. Komponen-komponen biotic terdiri atas berbagai jenis
makhluk hidup yaitu mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku,
invertebrate (hewan tidak bertulang belakang) dan vertebrata (hewan bertulang
belakang) termasuk manusia. Setiap komponen biotik memiliki cara hidup
sendiri yang akan menentukan interaksinya dengan komponen biotik dan
komponen abiotik lainnya.
Organisme
bisa berkompetisi dengan suatu individu untuk mendapatkan makanan dan
mempertahankan hidupnya. Misalnya, seperti pada jarring-jaring makanan,
tumbuhan hijau melakukan fotosintesis untuk memperoleh makanan, herbivore
memakan tumbuhan, karnivor memakan herbivor dan mikroorganisme menguraikan
sisa-sisa tumbuhan dan hewan untuk memperoleh energy. Beberapa jenis
herbivore seperti sapi, kambing dan rusa akan berkompetisi untuk
memperoleh makanannya yang berupa tumbuhan hijau.
Komponen Abiotik
Abiotik
artinya bukan makhluk hidup atau komponen tak hidup. Benda-benda mati (makhluk
tak hidup) tersebut mempunyai pengaruh pada kehidupan makhluk hidup. Komponen
abiotik merupakan komponen fisik dan kimia yang membentuk lingkungan abiotik.
Contoh komponen abiotik antara lain suhu, air, cahaya, kelembapan, udara,
garam-garam mineral dan tanah. Komponen ini tidak berdiri sendiri, tetapi
saling berinteraksi sehingga mempengaruhi sifat satu sama lain.
© Suhu
Suhu
atau tenperatur adalah derajat energy panas. Sumber utama energy adalah radiasi
matahari. Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
organism karena sangat menentukan aktivitas enzim di dalam tubuh organism.
Peningkatan suhu tubuh pada rentang kisaran toleransi organism akan menyebabkan
kenaikan aktivitas enzim dalam membantu reaksi metabolism. Sel bisa pecah
bila air yang terdapat di dalamnya membeku pada suhu dibawah 0o C, dan ptotein
pada sebagian besar organism akan mengalami denaturasi pada suhu di atas 45oC.
Selain itu, sejumlah organism dapat mempertahankan suatu metabolism yang
cukup aktif pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi.
Adaptasi memungkinkan beberapa organism hidup di luar kisaran suhu tersebut.
Suhu internal suatu organism sesungguhnya dipengaruhi oleh pertukaran panas
dengan lingkungannya, dan sebagian besar organism tidak dapat mempertahankan
suhu tubuhnya lebih tinggi beberapa derajat di atas atau di bawah suhu
lingkungan sekitarnya. Sebagai makhluk endotermis, mamalia dan burung merupakan
pengecualian utama, tetapi fungsi-fungsi endotermis sekalipun akan bekerja
paling baik di dalam kisaran suhu lingkungan tertentu yang bervariasi menurut
spesies.
© Cahaya
Cahaya
merupakan salah satu energy yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya
matahari terdiri atas beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang
gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari berperan
dalam kehidupan makhluk hidup. Misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu (dari matahari dan sumber lain) untuk proses
fotosintesis.
Matahari
memberikan energy yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem, meskipun hanya
tumbuhan dan organism fotosintetik lain yang menggunakan sumber energy ini
secara langsung. Intensitas cahaya bukan merupakan factor terpenting yang
membatasi pertumbuhan tumbuhan di lingkungan darat, tetapi penaungan kanopi
hutan membuat persaingan untuk mendapatkan cahaya matahari dibawah kanopi
tersebut menjadi sangat ketat. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan
kualitas cahaya membatasi persebaran organism fotosintetik. Setiap meter
kedalaman air secara selektif menyerap 45% cahaya merah dan sekitar 2%
cahaya biru yang melauinya. Sebagai hasilnya, sebagian besar fotosintesis dalam
lingkunga akuatik terjadi relative di dekat permukaan air.
Cahaya
juga penting bagi perkembangan dan perilaku banyak tumbuhan dan hewan yang
sensitive terhadap fotoperiode, yaitu panjang panjang ralatif siang dan malam
hari. Fotoperiode merupakan suatu indicator yang dapat memberikan pentunjuk
mengenai kejadian musiman, seperti perbungaan atau perpindahan (migrasi).
© Air
Air
merupakan sumber utama kehidupan, karena tanpa adanya air makhluk hidup tidak
akan bisa hidup. lebih dari 70% permukaan bumi terdiri atas air, namun dari
sekian besar volume air air yang terdapat di bumi, hanya sebagian kecil saja
yang dapat digunakan (air segar). Air terdiri dari molekul-molekul H2O. air
dapat berbentuk padat, cair dan gas. Bentuk padat misalnya es (salju), serta
berbentuk gas berupa uap air. Air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena
sebagian besar tubuhnya mengandung air.
Sifat-sifat
air yang unik berpengaruh pada organism dan lingkungannya. Air sangat penting
bagi kehidupan, tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis diberbagai
haitat. Organism air tawan dan air laut hidup terendam di dalam suatu
lingkungan akuatik, tetapi organism tersebut mengalami permasalahan
keseimbangan air jika tekanan osmosis intraselulernya tidak sesuai dengan tekanan
osmosis air disekitarnya. Organism lingkungan darat menghadapi ancaman
kekeringan yang hamper konstan, dan evolusinya dibentuk oleh kebutuhan untuk
mendapatkan dan menyimpan air dalam jumlah yang mencukupi.
© Tanah
Tanah
merupakan tubuh alam yang berfungsi sebagai tempat tinggal makhluk hidup dengan
segala aktivitasnya. Selain sebagai tempat tinggal makhluk hidup, tanah juga
menyediakan unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan tumbuhan seperti unsur
hara, bahan organik,serta air yang terdapat di dalam tanah.
Tanah
berasal dari pelapukan batuan padat. Air yang merembes ke dalam celah batu dan
membeku selama musim dingin akan meretakkan batu tersebut, dan asam yang
terlarut dalam air tersebut juga membantu memecahkan batu. Begitu memasuki
batu, organisme-organisme akan mempercepat perombakan. Lichenes, fungi,
bakteri, lumut, dan akar tumbuhan semuanya mensekresi asam, dan perluasan akar
yang tumbuh dalam celah batu akan memecahkan batu dan kerikil. Hasil akhir dari
semua aktivitas ini adalah top soil (bunga tanah), suatu campuran partikel yang
diperoleh dari batu, organisme hidup, dan humus, suatu residu bahan organik
yang dibusukkan secara bertahap
Tanah
memiliki sifat, tekstur dan kandungan garam mineral tertentu. Struktur fisik,
pH, dan komposisi mineral tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan
hewan. Pada aliran sungai, komposisi tanah dapat mempengaruhi factor
kimiawi air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan hewan penghuni
ekosistem tersebut. Pada lingkungan laut, struktur substrat dan zona
pasang-surut dan pada dasar laut manentukan jenis organism yang dapat menempel
dan meliang dalam habitat seperti itu. Bagi tumbuhan Tanah merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan karenanya merupakan media bagi
tumbuhan yang tumbuh di atasnya, sebagai sumber nutrisi dan tempat melekatkan
diri dengan akarnya.
© Kelembapan
Kelembapan
merupakan salah satu komponen abiotik di tanah dan udara. Kelemabapan udara
berarti kandunga uap air di udara, sedangkan kelembapan tanah berarti kandungan
air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak
cepat kering karena penguapan. Kelembapan yang diperlukan makhluk hidup
berbeda-beda. Sebagai contoh, jamur dan cacing memerlukan habitat yang sangat
lembab, sedangkan kadal gurun pasir memerlukan habitat sebaliknya.
Masalah
yang dihadapi oleh hewan-hewan daratan pada kelembaban rendah, terutama sekali
bila suhu tinggi, ialah bagaimana mengurangi penguapan atau kehilangan air dari
tubuhnya, begitu pun dengan tumbuhan. Cara untuk mengatasi masalah ini
bemacam-macam, salah satu diantaranya ialah dengan estivasi (tidur musim
kering). Dalam suatu habitat di padang pasir yang keadaannya panas dan kering,
praktis semua jenis-jenis hewan penghuninya aktif di malam hari (noktural),
yaitu pada suhu rendah dan kelembapan tinggi. Selain itu, berbagai jenis hewan
penghuni padang pasir mendapatkan air dari hasil metabolism hidrat arang dalam
tubuhnya, serta urine dan fesesnya padat dan kering. Begitu pun dengan
tumbuhan. metabolism dalam tubuhnya juga tergantung pada kelembapan. Misalnya
bila musim kemarau, tanah akan berkurang kelembapannya maka pohon katapang akan
menggugurkan daunnya unutk mengurangi penguapan.
© Garam-garam
mineral
Garam
mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat, sulfur, kalsium dan natrium.
Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air. Contohnya
kandungan ion-ion hydrogen menentukan tingkat keasaman, sedangkan ion natrium
dan klorida menentukan tingkat salinitas (kadar garam). Tumbuhan mengambil garam-garam
mineral (unsure hara) dan air dari tanah untuk proses fotosintesis.
Pengaruh
garam mineral yang terdapat di lingkungan bagi makhluk hidup, pada umumnya
bersifat fisologis melalui berbagai fungsinya sebagai unsure hara (nutrient
yang terkandung dalam makanannya. Garam-garam tertentu diperlukan dalam jumlah
besar (makronutrien) dan juga dalam jumlah sedikit (mikronutrien). Kurang atau
tidak tersedianya suatu unsure dan senyawa penting dalam lingkungan, adakalanya
kan tampak dari komposisi kimia atau penampilan tubuh, bagian tubuh dan
produk-produk yang dihasilkan makhluk hidup. Pada hewan, misalnya kurangny zat
kapur disuatu tempat dapat mengakibatkan jenis-jenis mollusca yang hidup di
temapt itu bercangkang tipis, namun tipisnya cangkang tidak selalu disebabkan
oleh kurangnya zat kapur semata. Pada tumbuhan, misalnya kekurangan klor
(Cl) akan mengakibatkan Layu pada ujung daun,klorosis dan nekrosis, akar
memendek dan buah berkurang.
H.
BIOTA
LAUT
Dalam
ekologi,
biota adalah keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah geografi tertentu
dalam suatu waktu tertentu. Pembatasan luas wilayah geografi atau cakupan waktu
dapat bersifat lokal atau sesaat hingga keseluruhan planet atau rentang waktu
yang panjang. Sebagai contoh penyebutan misalnya "biota laut di lepas
pantai Teluk Jakarta setelah pembuatan rumpon buatan". Biota planet bumi
tinggal di dalam biosfer.
Laut
merupakan sebuah ekosistem besar yang menjadi tempat hidup bagi berbagai macam
biota laut, dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar, yang hidup
di pesisir hingga hidup di laut dalam. Biota laut adalah berbagai jenis
organisme hidup di perairan laut yang menurut fungsinya digolongkan menjadi
tiga, yaitu produsen merupakan biota laut yang mampu mensintesa zat organik
baru dari zat anorganik, kedua adalah konsumen merupakan biota laut yang
memanfaatkan zat organik dari luar tubuhnya secara langsung. Dan yang ketiga
adalah redusen merupakan biota laut yang tidak mampu menelan zat organik dalam
bentuk butiran, tidak mampu berfotosintesis namun mampu memecah molekul organik
menjadi lebih sederhana.
Penggolongan
biota laut menurut sifat hidupnya dibedakan menjadi plankton merupakan semua
biota yang hidup melayang di dalam air yang pergerakkannya ditentukan oleh
lingkungannya. Kemudian nekton adalah semua biota yang dapat berenang bebas dan
mengatur sendiri arah perherakkannya dan bentos merupakan semua biota yang
hidup didasar perairan baik membenamkan diri, menempel maupun merayap.
Perubahan
kondisi laut yang terjadi dimasa lalu hingga saat ini ditambah dengan interaksi
biota laut dalam pemangsaan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap daya
adaptasi pada biota laut. Kemampuan adaptasi biota laut yang berlanjut dalam
jangka waktu lama yang akhirnya menjadi sebuah evolusi menjadikan
keanekaragaman biota laut menjadi tinggi. Selain itu, laut dengan berbagai
kondisi fisik, kimia dan topografi menjadikan biota laut yang hidup didalamnya
semakin beragam.Keragaman biota laut yang terdapat di wilayah perairan laut
Indonesia begitu tinggi. Mulai dari ikan, moluska, krustasea, alga sampai
dengan karang kesemuanya ditemukan di perairan laut Indonesia dengan jenis yang
sangat beragam. Salah satu bukti tingginya keanekaragaman biota laut di
Indonesia adalah dengan terbentuknya Coral Triangle Initiative (CTI) dan Indonesia
termasuk didalamnya bersama beberapa negara lain seperti Filipina, Australia,
Timor Leste, dan Papua New Guinea. Lebih dari 500 jenis karang hidup di
perairan Indonesia, khususnya di perairan laut wilayah timur Indonesia. Kondisi
demikian memungkinkan biota laut lain yang hidup berasosiasi dengan terumbu karang
maupun yang hidup dan mencari makan pada ekosistem terumbu karang semakin
beragam dan belum banyak diketahui. Hal ini mendorong para peneliti dari dalam
negeri maupun luar Indonesia berlomba untuk menggali, mengetahui dan menemukan
jenis-jenis biota laut baru. Sehingga kita sebagai peneliti di bidang kelautan
dituntut tidak hanya mengetahui namun diharapkan mampu mengenali dengan baik
biota yang akan di teliti.
Pengetahuan
tentang cara mengenali biota laut kurang diminati, karena untuk mengetahui jenis
atau nama spesies biota laut secara detil tidaklah mudah dan memerlukan waktu
yang cukup panjang. Namun, hal ini sangat penting untuk dipelajari mengingat
Indonesia adalah negara dengan megabiodiversity.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
EKOSISTEM
LAUT
Ekosistem
laut sebagai salah satu ekosistem di dunia, merupakan suatu dunia sendiri, di
mana ada di dalamnya terdapat proses dan komponen-kompenen kehidupan yang
serupa dengan proses yang terjadi pada ekosistem daratan. Ekosistem air laut
luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya
yang sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian banyak orang. Ekosistem laut disebut juga ekosistem
bahari yang merupakan ekosistem yang terdapat
di perairan laut,
terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol,
dan ekosistem pasang surut.
Habitat
laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi.
Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya
secara horizontal.
B.
CIRI-CIRI
EKOSISTEM AIR LAUT
Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut- Adanya hempasan
gelombang air laut maka di daerah pasang surut yang merupakan perbatasan darat
dan laut terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke darat terdapat hutan
pantai yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu sebagai berikut.
©
Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna,
Spinifex litorus, Ipomoea pescaprae, Pandanus tectorius.
©
Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas,
misalkan Hibiscus tilliaceus, Terminalia catapa, Erythrina sp.
©
Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora
(bakau), dan Acanthus.
Ciri-ciri
lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.
©
Salinitas tinggi terutama di daerah tropis,
sedangkan di daerah dingin cukup rendah.
©
Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan
cuaca.
©
Arus laut yang selalu berputar timbul karena
perbedaan temperatur dan perputaran bumi.
©
Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air
permukaan laut mempunyai suhu lebih tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya
sehingga air permukaan tidak dapat bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas
antara lapisan tersebut dinamakan batas termoklin.
Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut memiliki
karakteristik tertentu, seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki
tekanan osmosis sel kira-kira sama dengan tekanan osmosis air laut maka itu
adaptasinya tidak terlalu sulit. Sedangkan, hewan bersel banyak, misalnya ikan,
cara adaptasi yang dilakukan dengan cara melakukan banyak minum, sedikit
mengeluarkan urin, pengeluaran air dilakukan secara osmosis, sedangkan garam
mineral dikeluarkan secara aktif melalui insang.
Ekosistem
air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
C.
PEMBAGIAN
DAERAH EKOSISTEM AIR LAUT
Pembagian
zona laut berdasarkan kedalaman. Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih
kurang dua pertiga dari permukaan bumi.
Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya Matahari sangat
besar. Daya tembus cahaya Matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut
terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya
Matahari, disebut daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah
afotik. Di antara keduanya terdapat daerah remang-remang cahaya yang disebut
daerah disfotik.Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut
dibedakan menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman
dibedakan menjadi epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan
hadal pelagik.
Zona
litoral/ekosistem perairan dalam
Komunitas
ekosistem perairan dalam di Indonesia
belum banyak diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan belum dikuasainya
perangkat teknologi untuk meneliti hingga mencapai perairan dalam, tetapi
secara umum keanekaragaman komunitas kehidupan yang ada pada perairan dalam
tersebut tidaklah setinggi ekosistem di tempat lain. Komunitas yang ada hanya
konsumen dan pengurai, tidak terdapat produsen karena pada daerah ini cahaya
Matahari tidak dapat tembus. Makanan konsumen berasal dari plankton yang
mengendap dan vektor yang telah mati. Jadi, di dalam laut ini terjadi peristiwa
makan dan dimakan. Hewan-hewan yang hidup di perairan dalam warnanya gelap dan mempunyai
mata yang indah yang peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya terjadi
karena gerakan air dalam pantai ke tengah laut pada lapis atas. Perpindahan air
ini digantikan oleh air dari daerah yang terkena cahaya, sehingga terjadi
perpindahan air dari lapis bawah ke atas.
Zona
neritik/ekosistem pantai pasir dangkal
Zona
neritik merupakan daerah sepanjang pantai. Daerah batas pasang surut disebut
zona litoral, sedangkan daerah dengan kedalaman lebih dari 200 meter dari
daerah pasang surut disebut zona sublitoral. Komunitas yang terdapat di daerah
ini ialah produsen, plankton, konsumen dan pengurai.Komunitas ekosistem pantai
pasir dangkal terletak di sepanjang pantai pada saat air pasang. Luas
wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak terpengaruh sungai besar atau
terletak di antara dinding batu yang terjal/curam. Komunitas di dalamnya
umumnya didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang
dan atau rerumputan.
Jenis ekosistem
pantai pasirdangkal ada tiga, yaitu sebagai berikut.
Zona
pelagik
Zona
pelagik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat
ditembus cahaya Matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling
gelap. Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air
dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari` kedua lapisan air itu
disebut daerah Termoklin, daerah ini banyak ikannya.
Zona pelagik
terdiri atas daerah epipelagik, mesopelagik, batiopelagik, abisal pelagik
(abisopelagik) dan hadal pelagik.
Epipelagik
merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
Mesopelagik merupakan daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m.
Hewan yang hidup di daerah misalnya adalah ikan hiu. Batiopelagik merupakan
daerah dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya
adalah gurita. Abisalpelagik (Abisopelagik) merupakan daerah dengan kedalaman
mencapai 4.000 m, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan
masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini. Hadal pelagik
merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m.
Berdasarkan
kedalamannya, ekosistem air laut dibagi menjadi 4 zona yaitu sebagai berikut.
© Litoral
Merupakan
daerah yang berbatasan dengan darat.
© Neritik
Merupakan
daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar yang
dalamnya
± 300 meter.
© Batial
Merupakan
daerah yang dalamnya berkisar antara 200 – 2.500 m.
© Abisal
Merupakan
daerah yang lebih dalam, yaitu antara 1.500 – 10.000 m.
Agar tidak
terjadi kekeliruan tentang zona (wilayah) laut silahkan perhatikan gambar
berikut ini.
Daya
tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi
menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya
matahari, disebut daerah fotik , sedangkan daerah laut yang gelap gulita,
disebut daerah afotik. Diantara keduanya terdapat daerah remang-remang cahaya
yang disebut daerah disfotik.
D.
MANFAAT
DARI HABITAT/EKOSISTEM LAUT BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Indonesia memiliki wilayah
perairan yang sangat luas,namun keadaan laut di negara kita sangat kurang
terjaga sehingga banyak ancaman sengketa mengenai batas wilayah perairan laut
Indonesia dengan negara-negara tetangga.
Laut merupakan bagian dari
samudera.Lautan adalah laut yang sangat luas.Laut merupakan kumpulan air asin
dalam jumlah yang sangat banyak dan menggenangi yang membagi daratan atas benua
atau pulau.
Air merupakan sumber utama yang
dibutuhkan setiap makhluk hidup.Air memiliki peranan yang sangat kuat di dalam
kehidupan.Keadaan negara Indonesia yang terletak atau dikelilingi lautan ini
mendatangkan manfaat yang besar bagi warga yang hidup atau tinggal di
dalamnya.Di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang
dapat dimanfaatkan.
Berikut akan diuraikan beberapa manfaat laut bagi kehidupan
manusia,yaitu:
© Laut sebagai sumber makanan
Dikatakan laut sebagai sumber
makanan,karena makanan yang biasa kita makan berasal dari laut,seperti
ikan,rumput laut,garam,dsb.Ikan banyak dijumpai di daerah pertemuan arus panas
dan dingin seperti yang terdapat di Jepang,Selat Malaka,New Foundlandbank.
© Untuk mengontrol iklim dunia
Tanpa peranan laut,maka hampir
keseluruhan planet Bumi ini akan menjadi terlalu dingin bagi manusia untuk
hidup,karena laut memiliki peranan penting dalam mengontrol iklim dunia dengan
memindahkan panas dari daerah ekuator menuju daerah kutub.Hampir 60% penduduk
hidup atau tinggal di daerah sekitar pantai.Bumi ditutupi oleh air yaitu
sekitar 70% dikelilingi oleh air.
Air laut bergerak secara terus-menerus
mengelilingi Bumi dalam satuan sabuk aliran yang sangat besar yang disebut
dengan “Global Conveyor Belt” bergerak dari permukaan ke dalam samudera dan
kembali lagi ke eprmukaan.Angin,temperatur dan salinitas(kadar garam air laut)
air laut mengontrol sabuk aliran global.Sabuk aliran ini yang kemudian memindahkan
energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi.
Angin laut membawa uap yang merupkaan
sumber untuk turunnya hujan didaratan ataupun lautan.Arus laut panas dapat
memperbaiki keadaan iklim di daerah-daerah yang didatangi arus
tersebut,sebab dengan datang nya arus panas ke arus dingin akan menyebabkan
pertemuan kedua arus sehingga menjadikan atau membentuk arus baru.
Lautan berperan menangkap karbon
dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang sangat besar.Sekitar ¼ CO2
tersebut diserap dan disimpan dilautan.CO2 yang tersimpan di dlaam laut hingga
berabad-abad mampu mengurangi pemanasan global atau bahasa keren nya ”Global
Warming”..
Laut memilik peranna yang sangat besar
bagi kehidupan makhluk hidup.Manusia sebagai makhluk yang paling tinggi derajat
nya dan memiliki akal pikiran maka sudah seharusnya menjaga laut dan tetap
melestarikaknnya,bukan malah merusak nya(mengambil keuntungan nya saja tanpa
memikirkan akibat nya di masa yanga kan datang).
Jika ekosistem laut berkurang maka
kemampuan laut untuk menyerap CO2 akan berkurang pula,maksud dari berkurang nya
ekosistem lauta seperti rusaknya terumbu karang dan hutan bakau.Kerusakan hutan
bakau semakin marak terjadi karena banyak masyarakat yang mengalihkan fungsi
lahan.Dan kerusakan terumbu karang seperti eksploitasi terumbu karang tanpa ada
penanaman nya kembali.
© Laut sebagai tempat rekreasi dan
Hiburan
Selain digunakan untuk iklim dunia dan
sumber makanan,laut juga dapat dijadikan salah satu pilihan untuk dijadikan
tempat berwisata/rekreasi.Misalnya,
-Jika airnya jernih maka dapat digunakan untuk tempat
pemandian
-Dapat dijadikan objek tourisme jika memiliki teluk-teluk
yang indah
-Dapat dijadikan tempat menyelam,jika laut itu memiliki
terumbu karang yang indah dan makhluk laut yang ada di sekitar terumbu karang
itu.
© Pembangkit Listrik Tenaga
Ombak,Angin,Pasang Surut,dsb
© Tempat Budidaya Ikan,Kerang
Mutiara,Rumput Laut,dsb
Laut juga berperan di dalam mata
pencaharian manusia,laut dijadikan tempat budidaya untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia terutama bagi orang-orang yang tinggal di daerah pantai atau
laut.
© Laut
sebagai tempat barang tambang
Di Laut dangkal sekitar Asia Tenggara
telah terbukti banyak ditemukan barang tambang serta minyak bumi.Saat ini kita
tinggal menikmati hasil dari pengendapan makhluk-makhluk laut yang telah mati
jutaan tahun yang lalu yang kita kenal dengan nama”minyak bumi”.
Di laut pinggiran daerah Continental
Self banyak terdapat endapan mineral yang sangat berguna bagi industri,seperti
yang terdapat di Bangka dan Belitung.
© Sebagai Objek Riset Penelitian
Laut sering digunakan sebagai tempat
dan alat bantu untuk penelitian yang terkait tentang morfologi dasar
laut,gerakan air laut,salinitas air laut,proses-proses yang terjadi didalam
laut,bagaimana kehidupan di dalam laut serta manfaat laut bagi manusia,terutama
penduduk sekitar.
© Laut sebagai Sumber Air Minum
Jika kita berfikir sesaat,pasti yang
terlintas di benak kita “bagaimana mungkin air laut dapat diminum,sementara
rasanya asin”.Memang benar,air laut tidak bisa diminum secara langsung.Air laut
dapat diminnum jika telah melalui sebuah proses yang disebut dengan
“DESALINASI”.
© Laut sebagai Jalur Transportasi
Sebelum ada jalan darat dan udara,maka
laut lah yang berperan penting dalam proses transportasi.Laut merupakan jalur transportasi
yang baik dan mudah sebab tidak perlu membuad jalan seperti jalur transportasi
darat.
© Manfaat Laut bagi penduduk lokal
Peranan laut bagi penduduk lokal sangat
lah besar.Karena selain sebagai mata pencaharian mereka ,laut juga merupakan
bagian yang tak terlepas dari tanggungjawab mereka sebagai nelayan untuk
dikelola dan di pelihara dengan penuh rasa tanggungjawab.Awalnya penduduk lokal
mengartikan laut sebagai salah satu bagian saja dari wilayah negara kita yang
diciptakan oleh sang pencipta,namun setelah mereka merasakan fungsi yang begitu
besar dari laut itu maka penduudk lokal menempatkan laut itu sebagai lahan dan
sumber kehidupan bagi mereka untuk melanjutkan dan mempertahankan kehidupan
dalam rangka menuju kepada kehidupan yang sejahtera dan lebih baik.Fungsi laut
bagi kehidupa pneduduk lokal yaitu:
Berfungsi sebagai kekayaan alam
yang perlu dijaga,dikelola dan dilestarikan.
Laut sebagai lahan mereka
menggantungkan hidup an meneruskan hidup(sebagai tempat mata pencaharian). Laut
berfungsi sebagai sarana bagi penduduk lokal untuk mengembangkan keterampilan
mereka di bidang perikanan.
E.
PENCEMARAN
LAUT
Pencemaran laut merupakan suatu peristiwa
masuknya material pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah
pertanian dan perumahan, ke dalam laut, yang bisa merusak lingkungan laut.
Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacam-macam dalam perairan.
Ada yang berdampak langsung, maupun tidak langsung.
Sebagian besar sumber pencemaran laut
berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.
Salah satu penyebab pencemaran laut adalah kapal yang dapat mencemari sungai
dan samudera dalam banyak cara. Misalnya melalui tumpahan minyak, air penyaring
dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai dan
lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan organisme
perairan, dan air dari balast tank yang bisa mempengaruhi suhu air
sehingga menganggu kenyamanan organisme yang hidup dalam air.
Bahan pencemar laut lainnya yang juga
memberikan dampak yang negatif ke perairan adalah limbah plastik yang bahkan
telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan
terendap di lautan. Sejak akhir Perang Dunia II, diperkirakan 80 persen sampah
plastik terakumulasi di laut sebagai sampah padat yang mengganggu eksositem
laut. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus
juta metrik ton. Kondisi ini sangat berpengaruh buruk, dan sangat sulit terurai
oleh bakteri. Sumber sampah plastik di laut juga berasal dari Jaring ikan yang
sengaja dibuang atau tertinggal di dasar laut.
Limbah kimia yang bersifat toxic
(racun) yang masuk ke perairan laut akan menimbulkan efek yang sangat
berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua, pertama kelompok racun yang
sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan
fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki
kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi
rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari adalah air raksa, timah,
nikel, arsenik dan kadmium.
Ketika pestisida masuk ke dalam
ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam
jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang
dapat berbahaya bagi hewan laut, seluruh penyusun rantai makanan termasuk
manusia. Racun semacam itu dapat terakumulasi dalam jaringan berbagai
jenis organisme laut yang dikenal dengan istilah bioakumulasi. Racun ini juga
diketahui terakumulasi dalam dasar perairan yang berlumpur. Bahan-bahan
ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme yang tercemar serta
penyakit dan kematian secara massal seperti yang terjadi pada kasus yang
terjadi di Teluk Minamata.
Bahan kimia anorganik lain yang bisa
berbahaya bagi ekosistem laut adalah nitrogen, dan fosfor. Sumber dari limbah
ini umumnya berasal dari sisa pupuk pertanian yang terhanyut kedalam perairan,
juga dari limbah rumah tangga berupa detergent yang banyak mengandung fosfor.
Senyawa kimia ini dapat menyebabkan eutrofikasi, karena senyawa ini merupakan
nutrien bagi tumbuhan air seperti alga dan phytoplankton. Tingginya
konsentrasi bahan tersebut menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air ini akan
meningkat dan akan mendominasi perairan, sehingga menganggu organisme lain
bahkan bisa mematikan.
Muara merupakan wilayah yang paling
rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang diturunkan dari tanah akan
terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan
laut, dan cendrung menumpuk di muara. The World Resources Institute
telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan oksigen) wilayah pesisir di
seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah
pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan Asia
Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya alga merah
secara signifikan (red tide) yang membunuh ikan dan mamalia laut serta
menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik.
Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.
Lautan biasanya menyerap karbon
dioksida dari atmosfer. Karena kadar karbon dioksida atmosfer meningkat, lautan
menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi
kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau
rangka. Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara
dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan
frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di
udara.
Hewan
laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang
sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk
banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa
antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh
desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat). Jelas sekarang bahwa sumber
pencemaran sangat bervariasi. Tidak hanya dari hal-hal yang menurut kita
hanya bisa dilakukan oleh industri besar, namun juga bisa disebabkan oleh
aktiftas harian kita
F.
PENANGGULANGAN
PENCEMARAN LAUT
Untuk
menanggulangi pencemaran laut dewasa ini tidaklah begitu mudah, hal ini
disebabkan karena laut mempunyai jangkauan batas yang tidak nyata. Meskipun
demikian ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran
laut, antara lain: dengan cara membuat alat pengolah limbah, penimbunan
(alokasi) bahan pencemar di tempat yang aman, dan daur ulang limbah. Selain
itu, mengingat demikian luas laut kita maka salah satu cara Penanggulangan
Pencemaran Di Laut adalah dengan upaya pencegahan. Langkah ini, tentu lebih
mudah dan murah dibandingkan dengan upaya perbaikan atau rehabilitasi
lingkungan laut yang telah tercemar. Terkait dengan itu, agar dapat dilakukan
pencegahan pencemaran laut sedini mungkin, perlu dilakukan pemantauan.
Pemantauan adalah pengukuran berdasarkan waktu, atau pengulangan pengukuran,
atau pengukuran berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu. Sedangkan Pemantauan
lingkungan laut dapat diartikan sebagai pengulangan pengukuran pada komponen
atau parameter lingkungan laut untuk mengetahui adanya perubahan lingkungan
akibat pengaruh dari luar. Pelaksanaan pemantauan lingkungan dapat meliputi
segi-segi hukum, kelembagaan dan pembuatan keputusan dari masalah-masalah
pencemaran lingkungan. Dengan demikian dalam pelaksanaan pemantauan lingkungan
laut haruslah dimiliki suatu sistem yang dikenal dengan istilah sistem
pemantauan lingkungan laut. Pemantauan laut sering dilakukan untuk berbagai
tujuan. Meskipun demikian, umumnya pemantauan ini dilakukan dengan maksud untuk
mendapatkan informasi tentang empat kategori.
Pertama,
kepatuhan (compliance). Untuk memastikan bahwa kegiatan (industri dan
sebagainya) benar-benar telah dilakukan sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dan persyaratan-persyaratan izin yang ditentukan. Kedua, verifikasi model.
Yaitu untuk memeriksa berlakunya anggapan-anggapan dan ramalan-ramalan yang
digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi alternatif-alternatif pengelolaan.
Ketiga, pemantauan perubahan, yaitu untuk mengidentifikasi dan kuantifikasi
perubahan lingkungan laut jangka panjang yang diharapkan atau dihipotesiskan
sebagai akibat yang mungkin timbul oleh kegiatan manusia. Keempat, penerapan
baku mutu pengendalian pencemaran laut, yang khususnya dilakukan dalam
pelaksanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan ANDAL (Analisis
Dampak Lingkungan) sebagai upaya pengelolaan lingkungan. Selain kegiatan
pemantaun lingkungan laut tersebut, ada beberapa tindakan nyata yang dapat
dilakukan agar pencemaran dan kerusakan ekosistem laut dapat dicegah dan
dihindari sedini mungkin:
2.
Kegiatan berupa
pelarangan dan pencegahan, yaitu melarang dan mencegah semua kegiatan yang dapat
mencemari ekosistem laut.
3.
Kegiatan pengendalian
dan pengarahan yang meliputi teknik penangkapan biota, eksploitasi sumberdaya
pasir dan batu, pengurukan dan pengerukan perairan, penanggulan pantai,
pemanfaatan dan penataan ruang kawasan pesisir, konflik, dan pembuangan limbah.
4.
Kegiatan penyuluhan
tentang keterbatasan sumberdaya, daya dukung, kepekaan dan kelentingan pesisir,
teknik penangkapan, budidaya dan sebagainya yang berwawasan lingkungan laut
kepada pemuka masyarakat.
5.
Melakukan kegiatan
konservasi yang meliputi konservasi pada kawasan ekosistem laut (karang,
mangrove, lagun, dan rumput laut), biota, kualitas perairan dan sebagainya.
6.
Melakukan kegiatan
pengembangan yang meliputi budidaya, penelitian, pendidikan dan pembuatan
buku-buku pedoman dan Perda yang dijabarkan dari UU lingkungan hidup terkait
lingkungan laut.
7.
Melakukan kegiatan
berupa penerapan dalam kehidupan masyarakat berupa penerapan
peraturan-peraturan dan sanksi hukum yang terkait dengan pencemaran lingkungan
laut.
Akhirnya,
sesungguhnya kualitas lingkungan laut itu sangat berhubungan erat dengan
kualitas manusia. Bukankah manusia itu dianggap sebagai pemilik kekuasaan?
Sayangnya, kekuasaan ini seringkali membuat manusia bertindak serakah, sehingga
kualitas lingkungan laut menjadi rusak. Untuk itu, adanya kegiatan ekplorasi
dan ekploitasi sumberdaya laut yang tidak mempertimbangkan kehidupan generasi
saat ini dan akan datang harus segera dihindari sedini mungkin, bila tidak
siap-siap kita didera derita ekosistem laut yang rusak.
G.
KOMUNITAS
DI DALAM EKOSISTEM AIR LAUT
Menurut fungsinya, komponen biotik
ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
1. Produsen
terdiri
atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya
2. Konsumen
terdiri
atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam
ekosistem laut.
3. Zooplaokton
terdiri
atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah.
Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan
abisal merupakan daerah gelap sepanjang masa.Di daerah tersebut tidak
berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada produsen, sehingga yang
ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut dalam merupakan
suatu ekosistem yang tidak lengkap.
H.
KADAR
GARAM AIR LAUT
Kadar air laut merupakan salah satu
faktor penting dalam mempelajari air laut. Air laut mengandung garam-garaman,
gas terlarut, bahan organik dan partikel yang tak terlarut. Keberadaan
garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti densitas,
kompresibilitas, titik beku dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum)
beberapa tingkat tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat lainnya seperti
viskositas, daya serap cahaya tidak terpengaruh secara signifikan oleh
salinitas.
Bagaimanakah awalnya air laut bisa
menjadi asin(karena kandungan garamnya tinggi) padahal air laut juga berasal dari
air di darat. Awalnya diperkirakan bahwa zat-zat kimia yang menyebabkan air
laut asin berasal dari darat yang dibawa oleh sungai-sungai yang mengalir ke
laut entah dari batuan-batuan darat, dari tanah longsor atau gejala alam
lainnya. Jika hal ini benar maka tentunya susunan kimiawi air sungai akan sama
dengan susunan kimiawi air laut. Menurut teori, zat-zat garam tersebut berasal
dari dalam dasar laut melalui proses outgrassing yakni perembesan dari kulit
bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan dasar laut. Bersamaan dengan
gas-gas ini terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan bersama-sama garam-garam
ini merembes pula air, semua dalam perbandingan yang tetap sehingga terbentuk
garam di laut. Kadar garam ini tetap tidak merubah sepanjang masa.
Sebaran salinitas di laut dipengaruhi
oleh beberapa faktor dan keadaan lingkungannya seperti pola sirkulasi air,
curah hujan, penguapan, musim, aliran sungai, serta interkasi antara laut dan
daratan/gunung es. Secara umum, salinitas dapat disebut sebagai jumlah
kandungan garam dari suatu perairan yang dinyatakan dalam permil. Secara ideal,
salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap
kilogram air laut.
Penentuan harga salinitas dilaut
dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl).
Kandungan klorida ditetapkan sebagai jumlah dalam ion klorida pada satu
kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini
mencerminkan proses kimiawi tritasi untuk menentukan kandungan klorida.
I.
ADAPTASI
BIOTA LAUT TERHADAP LINGKUNGAN YANG BERKADAR GARAM TINGGI
Pada hewan dan
tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan tekanan
osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi.
Tetapi bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai
tekanan osmosis jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan
beradaptasi dengan kondisi seperti itu adalah:
© hanyak
minum
© air
masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
© sedikit
mengeluarkan urine
© pengeluaran
air terjadi secara osmosis
© garam-garam
dikeluarkan secara aktif melalui insang
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ekosistem laut disebut juga ekosistem bahari yang
merupakan ekosistem
yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir
dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem air
laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan
potensinya yang sangat besar. Ekosistem laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya
dan wilayah permukaannya secara horizontal. Laut sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia, misalnya sebagai sumber makanan, sebagai pengontrol iklim
dunia, sebagai tempat rekreasi/hiburan dan lain sebagainya. Namun saat ini laut
semakin tercemar oleh limbah-limbah kimia, untuk mengatasi hal tersebut perlu
dilakukan penanggulangan pencemaran laut dengan cara membuat alat pengolah
limbah, penimbunan (alokasi) bahan pencemar di tempat yang aman, dan daur ulang
limbah. Selain itu, mengingat demikian luas laut kita maka salah satu cara
Penanggulangan Pencemaran Di Laut adalah dengan upaya pencegahan.
B.
SARAN
Untuk menjaga
laut kita dari pencemaran limbah dan lain sebagainya, yang dapat merusak
ekosistem laut, sebaiknya kita melakukan penanggulangan pencemaran laut dengan
cara membuat alat pengolah limbah, penimbunan (alokasi) bahan pencemar di
tempat yang aman, dan daur ulang limbah. Selain itu, alangkah baiknya
menanggulangi pencemaran laut dengan cara pencegahan, seperti tidak membuang
limbah ke laut. Dalam hal ini pemerintah berperan sebagai pengawas
penanggulangan pencemaran laut.
terimakasih telah bersedia berbagi ilmunya...
BalasHapusIya sama2 mariun nani,,,
BalasHapus