GEOGRAFI LINGKUNGAN DALAM RUANG
LINGKUP GEOGRAFI
1. Pengertian Geografi dan Geografi
Lingkungan
Sebelum mendefinisikan geografi
lingkungan (environmental geography), sangat berguna untuk memandang
terlebih dulu konsep geografi secara umum. Salah satu kesalahan konsep yang
umum terjadi adalah memandang geografi sebagai studi yang sederhana tentang
nama-nama suatu tempat. Implikasi dari pemahaman seperti itu menyebakan
terjadinya reduksi terhadap hakekat geografi. Geografi menjadi pengetahuan
untuk menghafalkan tempat-tempat dimuka bumi, sehingga bidang ini menjadi
kurang bermakna untuk kehidupan. Geografi sering juga dipandanng identik dengan
kartografi atau membuat peta. Dalam prakteknya sering terjadi para geograf
sangat trampil dalam membaca dan memahami peta, tetapi tidak tepat jika
kegiatan membuat peta sebagai profesinya.
Kata geografi berasal dari geo=bumi, dan
graphein=mencitra. Ungkapan itu pertama kali disitir oleh Eratosthenes yang
mengemukakan kata “geografika”. Kata itu berakar dari geo=bumi dan
graphika=lukisan atau tulisan. Jadi kata geographika dalam bahasa Yunani,
berarti lukisan tentang bumi atau tulisan tentang bumi. Istilah geografi juga
dikenal dalam berbagai bahasa, seperti geography (Inggris), geographie
(Prancis), die geographie/die erdkunde (Jerman), geografie/ aardrijkskunde
(Belanda) dan geographike (Yunani).
Bertahun-tahun manusia telah berusaha
untuk mengenali lingkungan di permukaan bumi. Pengenalan itu diawali dengan
mengunjungi tempat-tempat secara langsung di muka bumi, dan berikutnya
menggunakan peralatan dan teknologi yang makin maju. Sejalan dengan pengenalan
itu pemikiran manusia tentang lingkungan terus berkembang, pengertian geografi
juga mengalami perubahan dan perkembangan. Pengertian geografi bukan sekedar
tulisan tentang bumi, tetapi telah menjadi ilmu pengetahuan tersendiri
disamping bidang ilmu pengetahuan lainnya. Geografi telah berkembang dari
bentuk cerita tentang suatu wilayah dengan penduduknya menjadi bidang ilmu
pengetahuan yan memiliki obyek studi, metode, prinsip, dan konsep-konsep
sendiri sehingga mendapat tempat ditengah-tengah ilmu lainnya.
Berkaitan dengan kemajuan itu, konsep
geografi juga mengalami perkembangan. Ekblaw dan Mulkerne mengemukakan, bahwa
geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi dan kehidupannnya,
mempengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang
kita gunakan, rumah yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.
Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa
geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi,
menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari corak khas mengenai
kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.
Hasil semlok peningkatan kualitas
pengajaran geografi di Semarang (1988) merumuskan, bahwa geografi adalah ilmu
yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
James mengemukakan geografi berkaitan
dengan sistem keruangan, ruang yang menempati permukaan bumi. Geografi selalu
berkaiatan dengan hubungan timbal balik antara manusia dan habitatnya
Berdasarkan telaah terhadap konsep
tersebut penulis berpendapat, bahwa geografi merupakan studi yang mempelajari
fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan bumi dengan
menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Dalam
pengertian itu beberapa aspek yang esensial, yaitu (1) adanya hubungan timbal
balik antara unsur alam dan manusia (reciprocal). (2) Hubungan itu dapat
bersifat interelatif, interaktif, dan intergratif sesuai dengan konteksnya. (3)
cara memadang hubungan itu berisifat keruangan.
Berdasarkan konsep tersebut, studi
Geografi bekaitan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
- Where is it?
- Why is it there?
- So what?
Dalam kata yang lain, Geografi
mempelajari penyebaran keruangan dari sesuatu (bahasa, kegiatan ekonomi,
pencemaran, rote transportasi, tanah, iklim, dan dan fenomena lainnya) untuk
menemukan mengapa fenomena itu menyebar sebagaimana adanya. Geografi
selanjutnya mencoba untuk menggambarkan terjadinya distribusi itu, dan dengan
pemahaman itu dapat mengusulkan pemecahan masalah yang terjadi.
Preston James mencoba untuk memecahkan
pertanyaan apakah geografi dengan memberikan batasan geografi menjadi empat
tradisi utama, yaitu:
- The
spatial tradition
Geographers have long been concerned with mapping and the spatial arrangement of things. Some geographers were developing statistical methods to improve both the description and analysis of such spatial patterns (James). Because this trend was not without its critics, the James article is often seen as a fence-mending effort within the discipline. - The
area studies tradition
Geographers such as Reclus and Humboldt were famous for their exhaustive descriptions of places. Even today, many geographers develop an expertise in the study of one or two regions. Typically, geographers will learn the language or langauges spoken in the region being studied and they will develop an understanding of both the natural physical features and of the human activities and patterns. The goal is to become an expert on the region as it is and to study specific problems or questions about the region. - The
man-land tradition
Beginning with George Perkins Marsh in the middle of the nineteenth century, geographers have sought to understand how the natural environment either determines or constrains human behavior and how humans, in turn, modify the physical world around them. Given the inherent sexism of this title, most geographers would now use the term "human-environment" to describe this tradition. - The
Earth sciences tradition
Many geography programs in the United States emerged from geology departments, and the connection between the disciplines remains strong. Most geographers -- even if they focus on human geography -- receive some training in such physical geography areas landforms, climate, soils, and the distribution of plants.
Keberadaan geografi lingkungan tak
terlepas dari masalah lingkungan, khsususnya hubungan antara pertumbuhan
penduduk, konsumsi sumberdaya, dan peningkatan intensitas masalah akibat
ekploitasi sumberdaya yang berlebihan. Geografi lingkungan dapat memberikan
kombinasi yang kuat perangkat konseptual untuk memahami masalah lingkungan yang
kompleks.
Geografi lingkungan cenderung pada
geografi manusia atau intergrasi geografi manusia dan fisik dalam memahami
perubahan lingkungan global. Geografi lingkungan menggunakan pendekatan
holistik. Geografi lingkungan melibatkan beberapa aspek hubungan timbal balik
antara manusia dan lingkungan. Untuk memahami masalah-masalah lingkungan tidak
mungkin tanpa pemahaman proses ekonomi, budaya, demografi yang mengarah pada
konsumsi sumberdaya yang meningkat dan generasi yang merosot. Kebanyakan proses
tersebut kompleks dan tranasional. Solusi potensial hanya dengan memahami
fungsi siklus biokimia (sirkulasi air, karbon, nitrogen, dan sebagainya) dan
juga teknologi yang digunakan manusia untuk campur tangan pada siklus itu.
Atas dasar perspektif tersebut, dapat
disarkan bahwa geografi lingkungan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
lokasi dan variasi keruangan fenomena alam (fisis) maupun manusia di permukaan
bumi. (Environmental geography is the scientific study ot the location and
spatial variation in both physical and human phenomena of Earth) (James
Hayes-Bohanan).
2. Obyek Geografi
Setiap disiplin ilmu memilki obyek yang
menjadi bidang kajiannya.
Obyek bidang ilmu tersebut berupa obyek
matrial dan obyek formal. Obyek material berkaitan
dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek
formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam
menganalisis substansi (obyek material) tersebut.
Pada obyek material, antara bidang ilmu
yang satu dengan bidang ilmu yang lain dapat memiliki substansi obyek yang sama
atau hampir sama.Obyek material ilmu geografi adalah fenomena geosfer, yang
meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Obyek materal
itu juga menjadi bidang kajian bagi disiplin ilmu lain, seperti geologi,
hidrologi, biologi, fisika, kimia, dan disiplin ilmu lain. Sebagai contoh obyek
material tanah atau batuan. Obyek itu juga menjadi bidang kajian bagi geologi,
agronomi, fisika, dan kimia.
Oleh karena itu untuk membedakan
disiplin ilmu yang satu dengan disiplin ilmu yang lain dapat dilakukan dengan
menelaah obyek formalnya. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara
pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu
geografi memilki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain.
Pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial
approach). Selain pendekatan keruangan tersebut dalam geografi juga
dikenali adanya pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan
pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).
3. Prinsip Geografi
Prinsip merupakan dasar yang digunakan
sebagai landasan dalam menjelaskan suatu fenomena atau masalah yang terjadi.
Prinsip juga berfungsi sebagai pegangan/pedoman dasar dalam memahami fenomena
itu. Dengan prinsip yang dimiliki, gejala atau permasalahan yang terjadi secara
umum dapat dijelaskan dan dipahami karakteristik yang dimilikinya dan
keterkaitan dengan fenomena atau permasalahan lain.
Setiap bidang ilmu memiliki prinsip
sendiri-sendiri. Ada kemungkinan satu atau beberapa prinsip bidang ilmu itu
memiliki kesamaan dengan prinsip bidang ilmu yang lain, tetapi juga ada
kemungkinan berbeda sama sekali. Dalam bidang geografi dikenali sejumlah
prinsip, yaitu: prinsip penyebaran, prinsip interelasi, prinsip deskripsi dan
prinsip korologi.
- Prinsip
Penyebaran
Dalam prinsip ini fenomena atau masalah alam dan manusia tersebar di permukaan bumi. Penyebaran fenomena atau permasalahan itu tidak merata. Fenomena sumber air tentu tidak dijumpai di semua tempat. Demikian pula permasalahan pencemaran air juga tidak dijumpai disemua sungai atau laut. - Prinsip
Interelasi
Fenomena atau permasalahan alam dan manusia saling terjadi keterkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Keterkaitan itu dapat terjadi antara aspek fenomena alam dengan aspek fenomena alam lain, atau fenomena aspek manusia dengan aspek fenomena manusia. Fenomena banjir yang terjadi di wilayah hilir terjadi karena kerusakan hutan di bagian hulu. Kerusakan hutan alam itu dapat terjadi karena perilaku menusia. Perilaku manusia yang demikian terjadi karena kesadaran terhadap fungsi hutan yang rendah. - Prinsip
Deskripsi
Fenomena alam dan manusia memiliki saling keterkaiatan. Keterkaitan antara aspek alam (lingkungan) dan aspek manusia itu dapat dideskripsikan. Pendiskripsian itu melalui fakta, gejala dan masalah, sebab-akibat, secara kualitatif maupun kuantitatif dengan bantuan peta, grafik, diagram, dll. - Prinsip
Korologi
Prinsip korologi merupakan prinsip keterpaduan antara prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Fenomena atau masalah alam dan manusia dikaji penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dalam satu ruang. Kondisi ruang itu akan memberikan corak pada kesatuan gejala, kesatuan fungsi dan kesatuan bentuk.
4. Konsep Esensial Geografi
Konsep merupakan pengertian yang
menunjuk pada sesuatu. Konsep esensial suatu bidang ilmu merupakan
pengertian-pengertian untuk mengungkapan atau menggambaran corak abstrak
fenomena esensial dari obyek material bidang kajian suatu ilmu. Oleh karena itu
konsep dasar merupakan elemen yang penting dalam memahami fenomena yang
terjadi.
Dalam geografi dikenali sejumlah konsep
esensial sebagai berikut.
Menurut Whiple ada lima konsep
esensial, yaitu:
- bumi sebagai planet
- variasi cara hidup
- variasi wilayah alamiah
- makna wilayah bagi manusia
- pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia
Dalam mengungkapkan konsep geografi itu
harus selalu dihubungkan dengan penyebarannya, relasinya, fungsinya, bentuknya,
proses terjadinya, dan lain-lain sebagainya. Sebagai contoh ungkapan konsep
“variasi cara hidup” setidaknya harus terabstraksikan mata pencaharian
penduduk, proses terbentuknya mata pencaharian itu, penyebaran mata pencaharian
itu, jumlah penduduk yang bekerja pada masing-masing mata pencaharian itu, dan
dinamika mata pencaharian itu.
Menurut J Warman ada lima belas konsep
esensial, yaitu:
- wilayah atau regional
- lapisan hidup atau biosfer
- manusia sebagai faktor ekologi dominan
- globalisme atau bumi sebagai planet
- interaksi keruangan
- hubungan areal
- persamaan areal
- perbedaan areal
- keunikan areal
- persebaran areal
- lokasi relatif
- keunggulan komparatif
- perubahan yang terus menerus
- sumberdaya dibatasi secara budaya
- bumi bundar diatas kertas yang datar atau peta
Dengan menggunakan konsep-konsep
tersebut dapat diungkapkan berbagai gejala dan berbagai masalah yang terjadi di
lingkungan sekitar kita. Penggunaan konsep itu akan memudahkan pemahaman
terhadap sebab akibat, hubungan, fungsi, proses terjadinya gejala dan masalah
sehari-hari. Selanjutnya dari kenyataan itu dikembangkan menjadi satu
abstraksi, disusun model-model atau teori berkaitan dengan gejala, masalah dan
fakta yang dihadapi. Jika ada satu masalah dapat dicoba disusun model
alternatif pemecahannya. Sedangkan jika yang dihadapi suatu kenyaan kehidupan
yang perlu ditingkatkan tarapnya, maka dapat disusun model dan pola
pengembangan kehidupan itu. Dari berbagai konsep itu dapat disusun suatu kaidah
yang tingkatnya tinggi dan berlaku secara umum yang disebut generalisasi.
5. Ruang Lingkup Geografi
Studi geografi mencakup analisis gejala
manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan analisis
persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang.
Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup
geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan hubungan timbal balik antara
manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek keruangan permukiman penduduk dan
kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal balik antara masyarakat dengan
lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan area. (3) kerangka kerja regional
dan analisis wilayah secara spesifik.
Berdasarkan uraian tersebut terlihat,
bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek alamiah dan aspek
insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu ruang
berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya.
Selanjutnya prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara
masyarakat manusia dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan
arealnya, dan penyebaran dalam ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan
korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan karakteristik suatu wilayah
yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya region-region
yang berbeda satu sama lain.
Untuk mengunkanpan fenomena atau
permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaan-pertanyaan geografi. Untuk
pertanyaan what? Geografi dapat menunjukkan fenomena apa yang terjadi? Untuk
pertanyaan when, geografi dapat menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk
pertanyaan where? Geografi dapat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk
pertanyaan why? Geografi dapat menunjukkan
relasi-interelasi-interaksi-integrasi gejala-gejala itu sebagai faktor yang
tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan
kualaitas dan kuantitas gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi
dalam ruang yang bersangkutan.
6. Hakekat Geografi
Untuk mendapat konsep yang lebih
mendalam dalam uraian berikut akan dibahas hakekat geografi. Menurut Karl
Ritter bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Dalam
konsep itu, sebagai tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang yang memiliki
struktur, pola, dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia.
Selain itu konsep “tempat tinggal
manusia” tidak hanya terbatas pada permukaan bumi yang ditempati oleh manusia,
tetapi juga wilayah-wilayah permukaan bumi yang tidak dihuni oleh manusia
sepanjang tempat itu penting artinya bagi kehidupan manusia.
Bertitik tolak pada pemikiran itu studi
geografi meluputi segala fenomena yang terdapat dipermukaan bumi, baik alam
organik maupun alam anorganik yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia.
gejala organik dan anorganik itu dianalisis peyebarannya, perkembangannya,
interelasinya, dan interaksinya.
Sebagai suatu bidang ilmu, geografi
selalu melihat fenomena dalam konteks ruang secara keseluruhan. Gejala dalam
ruang diperhatikan secara seksama. Perhatian itu dilakukan dengan selalu
mengkaji faktor alam dan faktor manusia, dan keterkaitan keduanya yang
membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Gejala –
interelasi- interaksi – integrasi keruangan menjadi hakekat kerangka kerja
utama geografi. Kerangka analisisnya selalu menggunakan pertanyaan geografi.
7. Klasifikasi dan Cabang-Cabang
Geografi
Disiplin ilmu geografi memiliki cakupan
obyek yang luas. Obyek itu mencakup fenomena alam dan manusia, dan keterkaitan
antar keduanya.Untuk mempelajari obyek yang demikian luas tumbuh cabang-cabang
geografi yang dapat memberikan analisis secara mendalam terhadap obyek yang
dipelajarinya. Cabang-cabang ilmu geografi dapat dirinci sebagai berikut.
Menurut Huntington, geografi terbagi
empat cabang, yaitu:
- Geografi Fisik yang mempelajari faktor fisik alam
- Pitogeografi yang mempelajari tanaman
- Zoogeografi yang mempelajarai hewan
- Antropogeografi yang mempelajari manusia.
Menurut Muller dan Rinner,
cabang-cabang geografi terdiri atas:
- Geografi Fisik yang terdari atas geografi matematika, geografi tanah dan hidrologi, klimatologi, geografi mineral dan sumberdaya, geografi tanaman, dan geografi tata guna lahan
- Geografi Manusia meliputi geografi budaya (geografi penduduk, geografi sosial, dan geografi kota), Geografi ekonomi (geografi pertanian, geografi transportasi dan komunikasi) geografi politik
- Geografi regional
Menurut Hagget, cabang geografi dapat
diuraikan sebagai berikut.
- Geografi fisik merupakan cabang geografi yang mempelajari gejala fisik di permukaan bumi. Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Bidang kajian dalam geografi fisik adalah gejala alamiah di permukaan bumi yang menjadi lingkungan hidup manusia. Oleh karena itu keberadaan cabang ilmu ini tidak dapat dipisahkan dengan mansuia.
- Geografi Manusia
- Geografi manusia merupakan cabang geografi yang obyek kajiannya keruangan manusia. Aspek-aspek yang dikaji dalam cabang ini termaasuk kependudukan, aktivitas manusia yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial dan aktivitas budayanya. Dalam melakukan studi aspek kemanusiaan, geografi manusia terbagi dalam cabang-cabang geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman dan geografi sosial.
- Geografi penduduk merupakan cabang geografi manusia yang obyek studinya keruangan penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis kelamin penduduk dari suatu wilayah.
- Geografi Ekonomi merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya berupa struktur keruangan aktivitas ekonomi. Titik berat kajiannya pada aspek keruangan struktur ekonomi masyarakat, termasuk bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, jasa, dan sebagainya. Dalam analisisnya, faktor lingkungan alam ditinjau sebagai faktor pendukung dan penghambat struktur aktivitas ekonomi penduduk. Geografi ekonomi mencakup geografi pertanian, geografi industri, geografi perdagangan, geografi transportasi dan komunikasi.
- Geografi Politik merupakan cabang geografi manusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintahan atau kenegaraan dipermukaan bumi. Dalam geografi politik, lingkungan geografi dijadikan sebagain dasar perkembangan dan hubungan kenegaraan. Bidang kajian geografi politik relatif luas, seperti aspek keruangan, aspek politik, aspek hubungan regional, dan internasional.
- Geografi permukiman adalah cabang geografi yang obyek studinya berkaitan dengan perkembangan permukimam di suatu wilayah permukaan bumi. Aspek yang dibahas adalah kapan suatu wilayah dihuni manusia, bagaimana bentuk permukimannya, faktor apa yang mempengaruhi perkembangan dan pola permukiman.
- Geografi Regional merupakan diskripsi yang menyeluruh antara aspek manusia dan aspek alam (lingkungan). Fokus kajiannya adalah interelasi, interaksi dan integrasi antara aspek alam dan manusia dalam suatu ruang tertentu.
Dalam pengkajian gejala dan masalah
geografi harus selalu terpadu. Walaupun geografi fisik mengkaji aspek fisik,
tetapi selalu mengkaitkannya dengan aspek manusia dalam suatu “ruang”.
Sebaliknya geografi manusia selalu mengkaitkan dirinya dengan aspek-aspek fisik
geografi. Geografi akan kehilangan “jati dirinya” jika tidak terjadi konsep
keterpaduan.
Dalam tataran sistematika tersebut,
geografi lingkungan merupakan bagian dari geografi regional. Karena, dalam
perspektif bidang ini memberi tekanan pada hubungan antara manusia dengan
lingkungannya sehingga terlihat karakteristk lingkungan di wilayah tersebut.
8. Pendekatan-Pendekatan Geografi
Geografi merupakan pengetahuan yang
mempelajarai fenomena geosfer dengan menggunakan pendekatan keruangan,
kelingkungan, dan kompleks wilayah. Berdasarkan definisi geografi tersebut ada
dua hal penting yang perlu dipahami, yaitu:
- obyek studi geografi (Obyek studi geografi adalah fenomena geosfere yang meliputi litosfere, hidrosfera, biosfera, atmosfera, dan antrophosfera), dan
- pendekatan geografi
Mendasarkan pada obyek material ini,
geografi belum dapat menunjukan jati dirinya. Sebab, disiplin ilmu lain juga
memiliki obyek yang sama. Perbedaan geografi dengan disiplin ilmu lain terletak
pada pendekatannya. Sejalan dengan hal itu Hagget (1983) mengemukakan tiga
pendekatan, yaitu:
- pendekatan keruangan,
- pendekatan kelingkungan, dan
- pendekatan kompleks wilayah
Link: